Hidup Hanya dari Gaji Bulanan, Begini Cara Aturnya agar Tak Numpang Lewat! Bisa untuk Investasi

Ilustrasi foto: pinterest.com

JAKARTA – Awal tahun baru identik dengan membuat berbagai resolusi. Salah satunya resolusi keuangan, yakni mengatur gaji atau upah.

Dilihat secara merata, masalah ketidakpahaman kelola gaji yang tepat menjadi penyebab kegagalan resolusi keuangan sehingga tak sesuai dengan keinginan.

Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE), Mike Rini Sutikno mengatakan tercapainya resolusi dipengaruhi pola pembagian gaji setiap orang. Oleh sebab itu, pola pembagian ini memiliki peran yang penting.

“Saya perhatikan pola, gajinya dipakai buat apa? Itukan pola yang berulang setiap bulan karena kalau orang gajian polanya akan seperti itu, bulanan. Bagi yang tidak gajian mungkin tergantung dari kapan dia menerima upahnya,” kata Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE), Mike Rini Sutikno dalam Special Dialogue Okezone, Jakarta, Senin (3/1/2022).

Dia menuturkan pola pengeluaran gaji sebagian besar orang paling banyak berada dikebutuhan biaya hidup sehari-hari berkisar 70%. Biaya yang dimaksud adalah mulai dari belanja dapur, tagihan listrik, telepon, air, serta biaya lainnya sebagai penunjang aktivitas harian.

“Pola pengeluaran kebanyakan orang itu paling besar sekitar 70% buat kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.

Meski demikian, biaya tersebut tidak mesti diselenggarakan untuk aktivitas sehari-hari. Namun, biasanya biaya ini memang dikeluarkan sebanyak 70%, yang sudah termasuk biaya gaya hidup yaitu sekadar makan di luar atau untuk berakhir pekan.

Mike menyebut apapun pekerjaan yang digeluti hal yang perlu dipahami ialah cara mengolah pengeluaran terhadap gaji yang terima, apalagi jika pemasukan bersifat berulang.

“Freelance, konsultan biasanya juga berulang, tapi cara dia mengeluarkan atau berbelanja itu ada polanya pengeluarannya. Misalnya listriknya segini, makanannya segini. Itu biasanya ada%tasenya,” paparnya.

Dengan adanya dana alokasi sekitar 70% itu dapat menjadi lebih terarah. Sedangkan, 30% dari gaji ini digunakan untuk membayar cicilan utang misalnya cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), kendaraan mobil dan motor, pinjaman online (pinjol) hingga kartu kredit.

Kemudian, untuk dana tabungan karena konteks resolusi akhir tahun dapat melakukan evaluasi pola pembelanjaan yaitu sistem alokasi dengan proporsional. Selain itu, pakai skema skala prioritas kebutuhan saat ini dan di masa depan seperti rumah, pernikahan, serta pendidikan anak.

“Jadi, ada saat ini dan ada saat masa depan kita pilah prioritasnya apa. Prioritas ini akan membedakan kita dari apakah itu kebutuhan atau cuma keinginan saja,” jelasnya.

Disimpulkan, pola pembagiannya menjadi 10% - 30% dari gaji dialokasikan untuk cicilan maupun investasi. Lalu, 70% dari gaji dipakai untuk biaya hidup.

Telah dimuat di Okezone.com dengan judul Hidup Hanyadari Gaji Bulanan, Begini Cara Aturnya agar Tak Numpang Lewat! Bisa untuk Investasi.

Erlinda Septiawati/ PNJ







Komentar

Postingan Populer